Loncat ke konten
Pusat Berita > Pusat Berita

covid-19 dan dampaknya terhadap tren konsumsi media

4 menit dibaca | Maret 2020

Jakarta, 23 Maret 2020 - Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan perilaku konsumen, termasuk dalam hal mengkonsumsi media. Saat Presiden Joko Widodo mengumumkan penemuan kasus pertama COVID-19 pada 2 Maret 2020, belum terlihat perubahan yang signifikan pada pola konsumsi media. Namun semakin gencarnya pemberitaan membuat masyarakat mulai memantau setiap perkembangan terkait COVID-19 melalui berbagai media, tak terkecuali televisi. Hasil pantauan Nielsen Television Audience Measurement (TAM) di 11 kota menunjukkan rata-rata kepemirsaan TV mulai meningkat dalam seminggu terakhir, dari rata-rata rating 12 persen pada tanggal 11 Maret menjadi 13,8 persen pada tanggal 18 Maret atau setara dengan penambahan sekitar 1 juta pemirsa TV.ย 

Durasi menonton TV pun mengalami lonjakan lebih dari 40 menit, dari rata-rata 4 jam 48 menit pada tanggal 11 Maret menjadi 5 jam 29 menit pada tanggal 18 Maret. Penonton dariKelas Atas menunjukkan kecenderungan lebih lama menonton televisi sejak 14 Maret dan jumlahnya juga terus meningkat. Peningkatan ini terlihat dari rata-rata rating 11,2 persen pada tanggal 11 Maret menjadi 13,7 persen pada tanggal 18 Maret.

Maraknya pemberitaan di sejumlah stasiun televisi terkait COVID-19 di sepanjang periode 1-18 Maret berkontribusi pada kenaikan kepemirsaan program berita. Kepemirsaan televisi terhadap Program Berita naik signifikan (+25%), terutama pada penonton Kelas Atas. Kenaikan juga terlihat pada Program Anak-anak dan Serial.

Kebijakan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang diterapkan sejak pertengahan Maret juga mempengaruhi kepemirsaan televisi. Segmen pemirsa Anak (usia 5-9 tahun) meningkat signifikan, dari rata-rata rating 12 persen menjadi 15,8 persen di tanggal 18 Maret. Bahkan di Jakarta kepemirsaan di segmen ini mencapai rating tertinggi yaitu 16,2 persen.

Pandemi COVID-19 juga telah menyebabkan isu kesehatan dan kebersihan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Laporan Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) memperlihatkan bahwa sepanjang bulan Maret, frekuensi iklan di televisi meningkat secara signifikan untuk beberapa produk yaitu produk pencegah penyakit seperti vitamin dan suplemen, dan penyembuh penyakit seperti obat batuk.

"Sejalan dengan meningkatnya kasus COVID-19, isu kesehatan menjadi perhatian bagi masyarakat. Hal ini mendorong para pelaku industri khususnya terkait vitamin dan obat-obatan menangkap peluang untuk meningkatkan penjualan produk mereka, dengan cara menambah spot dan anggaran beriklan baik di media elektronik seperti televisi maupun media digital." kata Hellen Katherina, Executive Director Media Nielsen (Indonesia).

Di awal Maret kategori Vitamin menayangkan 300 spot iklan perhari, sementara di tanggal 18 Maret iklan kategori produk ini menayangkan 601 spot perhari dengan total belanja iklan mencapai Rp15,3 Miliar per hari. Hal serupa juga terjadi pada kategori Obat Batuk, yang menayangkan kurang dari 50 spot iklan di awal Maret dan meningkat menjadi 180 spot di tanggal 18 Maret dengan total belanja iklan sebesar Rp5,6 Miliar per hari.

Selain di televisi, kategori produk Vitamin dan Suplemen juga meningkatkan belanja iklannya di media digital. Berdasarkan pantauan Nielsen di Top 200 situs lokal, kedua kategori produk tersebut menggelontorkan total belanja iklan lebih dari Rp20 Miliar pada minggu kedua bulan Maret, naik signifikan dari minggu kedua bulan Februari yang hanya sebesar Rp6 Miliar.

Baca dalam bahasa Inggris

Pesan untuk Jurnalis dan Editor:

TENTANG NIELSEN AD INTEL

Informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Pada tahun 2018, pemantauan iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 98 surat kabar, 65 majalah dan tabloid, serta 200 situs. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket, dll.

TENTANG NIELSEN TAM

Nielsen TAM di Indonesia melakukan pengukuran kepemirsaan atas semua televisi nasional terhadap lebih dari 8.000 orang berusia 5 tahun keatas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin). Hasil pengukuran tersebut tertuang dalam nilai rating, share dan indeks.

Tentang Nielsen

Nielsen Holdings plc (NYSE: NLSN) adalah perusahaan riset pengukuran dan analisis data global yang memberikan gambaran paling lengkap dan terpercaya yang tersedia bagi konsumen dan pasar di seluruh dunia. Pendekatan kami menyatukan data milik Nielsen dengan sumber data lain untuk membantu klien di seluruh dunia memahami apa yang terjadi sekarang, apa yang terjadi selanjutnya, dan cara terbaik untuk terbaik untuk merespon berdasarkan pengetahuan ini. Selama lebih dari 90 tahun, Nielsen telah menyediakan data dan analisis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang terpercaya dan inovasi, serta secara berkelanjutan terus mengembangkan cara baru untuk menjawab pertanyaan paling penting yang dihadapi industri barang konsumsi, media, periklanan, ritel, dan industri barang cepat habis. Nielsen, sebuah perusahaan S&P 500, beroperasi di lebih dari 100 negara yang mencakup lebih dari 90 persen populasi dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com

Kontak

Nielsen Company Indonesia

miladinne.lubis@nielsen.com

+62 855 108 2304