Buka feed berita atau artikel apa pun hari ini dan Anda mungkin akan menemukan artikel tentang ketidakadilan rasial. Sebagian besar berita berfokus pada ketidakadilan yang terus diperangi oleh komunitas kulit hitam di AS, tetapi ada narasi paralel yang mulai terlihat: mengakhiri kejahatan kebencian bermotif rasial terhadap komunitas Kepulauan Asia-Amerika Pasifik (AAPI). Permulaan pandemi dan banyaknya referensi tentang asal-usulnya di Tiongkok memicu cerita dan komentar publik yang menyalahkan orang-orang Tiongkok dan siapa pun yang terlihat Asia atas penguncian wilayah, hubungan politik AS-Tiongkok yang tegang, kemerosotan ekonomi Amerika, dan banyak lagi. Masalah ini tidak hanya sebatas retorika, karena kejahatan kebencian anti-Asia meningkat di seluruh AS.

Suara-suara Asia-Amerika semakin lantang dan kuat, menyerukan diakhirinya kebencian dan membawa harapan untuk masa depan yang lebih bersatu. Disahkannya RUU anti-Kejahatan Kebencian terhadap orang Asia, gerakan #washthehate yang kuat, dan pertumbuhan eksponensial komunitas Asia di pusat-pusat baru di seluruh AS merupakan tanda-tanda meningkatnya pengaruh dan kekuatan konsumen orang Asia-Amerika. Lebih dari sebelumnya, konsumen AAPI menuntut lebih banyak dari merek dan bisnis. Berhubungan dengan kelompok ini membutuhkan tingkat keterlibatan yang berbeda yang menunjukkan kepedulian terhadap keadilan sosial dan pemahaman tentang keragaman dalam komunitas ini.

Sebagai bagian dari industri media, Nielsen melakukan pengamatan mendalam tahun ini tentang bagaimana industri ini dapat bertindak untuk menghentikan kebencian anti-Asia. Media memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi dan mematahkan stereotip, dan Nielsen telah menemukan peluang untuk melakukan keduanya-melalui cara kita beriklan dan cara orang Asia direpresentasikan di layar kaca. Laporan ini menampilkan pertumbuhan dan kekuatan komunitas ini bersama dengan peluang-peluang utama untuk bertindak.