Zum Inhalt
Nachrichtenzentrum >

SMARTPHONE-MENINGKAT, BELANJA IKLAN PRODUK SELULER MEROKET

5 Minuten lesen | Mila Lubis | April 2018
{“order”:3,”name”:”pubdate”,”attributes”:{“hidePublishDate”:”true”,”jcr:mixinTypes”:”[cq:LiveRelationship]”,”sling:resourceType”:”nielsenglobal/components/content/publishdate”},”children”:null}

Pesan untuk Jurnalis dan Editor:

Nielsen hat eine Fachzeitschrift und einen Redakteur eingestellt, um eine einfache Nielsen-Methode für die Berichterstattung zu entwickeln, die die Nielsen-Daten als Grundlage für die Information nutzt.

Wenn Sie nicht in der Lage sind, die Nielsen-Referenzdaten zu verarbeiten, sollten Sie den Nielsen-Kontakt für klare Informationen nutzen.

●Nielsen memiliki hak jawab untuk ketidak-tepatan penggunaan data Nielsen dalam pemberitaan.

SMARTPHONE-MENINGKAT, BELANJA IKLAN PRODUK SELULER MEROKET

Smartphone Unggul zur Nutzung von Multimedia und Hiburan

● Televisi Menjadi Platform Utama Merek-merek Smartphone dalam Beriklan

Jakarta, 18. April 2018 - Seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone di pasar Indonesia, belanja iklan produk seluler juga meroket. Laut Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) wurden im Jahr 2017 insgesamt 146 Millionen Euro an Werbeeinnahmen generiert, davon 3,2 Millionen Euro an Werbeeinnahmen für eigene Produkte.

Im Jahr 2016 war der Anteil der Smartphone-Nutzer an der Gesamtzahl der Feature Phones sehr hoch. Von den insgesamt 67 % der Mobiltelefone in 11 indonesischen Städten, die von Nielsen im Jahr 2017 befragt wurden, haben 44 % ein Smartphone und 26 % ein Feature Phone. Jumlah pemilik smartphone ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2015, dimana jumlah pemilik smartphone masih lebih sedikit (34%) daripada pemilik feature phone (43%). 2,5 % der Befragten, die ein Smartphone und ein Feature Phone besitzen, haben im Jahr 2016 (2,8 %) und im Jahr 2015 (3,9 %) ein Smartphone oder ein Feature Phone gekauft.

Multimediale Ausstattung und die Nutzung von Smartphones

Ein wichtiger Faktor bei der Nutzung von Smartphones ist die Eignung für den Einsatz von Computern und Multimedia. Ini terlihat dari faktor-faktor utama yang dipertimbangkan konsumen saat membeli smartphone, seperti (1) agar dapat Terhubung Dengan Orang Lain, (2) dianggap sebagai Hal Penting dan Mendesak, (3) untuk Mendengarkan Musik, (4) Ngobrol dan (5) Mendapatkan dan Berbagi Informasi terkini.

Während der Hälfte der Befragten, die bereits ein Smartphone besitzen und Multimedia nutzen, haben die meisten Smartphone-Nutzer (64 %) mit Whatsapp, BBM und Line telefoniert, um ihre persönlichen Daten zu übermitteln. 59 Personen berinteraksi di media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan Path. Sementara itu 48 persen konsumen menggunakan smartphone untuk mendengarkan musik atau menonton video melalui Youtube, Joox, dan Spotify.

"Sekitar 2 dari 3 pengguna smartphone menggunakan perangkatnya untuk bertukar pesan melalui aplikasi instant messaging dan lebih dari separuh pengguna smartphone (59%) juga terhubung ke media sosial. Jadi tak dapat dipungkiri bahwa pengguna smartphone ini sangat terbiasa untuk terus terhubung satu dengan yang lain (constant connectivity)" kata Hellen Katherina, Executive Director Media, Nielsen Indonesia.

Produk Smartphone Perang Iklan di Televisi

Nielsen Ad Intel mencatat di tahun 2017 belanja iklan produk seluler mencapai Rp3,2 Triliun, atau mencapai 2% dari total belanja iklan; dan televisi masih menjadi media pilihan utama untuk beriklan. Samsung berada di urutan pertama belanja iklan tertinggi untuk kategori telepon seluler sepanjang 2017 dengan total belanja iklan lebih dari Rp1 Triliun, dengan porsi iklan 95% di televisi. Vivo menyusul dengan total belanja iklan mencapai Rp824 Miliar dengan penempatan iklan 99 persen di televisi.

Pengiklan terbesar ketiga adalah Oppo dengan total belanja iklan sebesar Rp461 Miliar dengan porsi 96 persen di televisi. Di urutan keempat adalah Advan yang aktif beriklan di televisi (98%) dengan total belanja iklan Rp202 Miliar; kemudian Lenovo yang dengan total belanja iklan Rp154 Miliar dengan 80% adalah iklan televisi.

Tiga merek handphone pengiklan terbesar memiliki strategi masing-masing dalam penempatan iklan televisi. Das Samsung-Handy wurde in der Werbepause (96 %) beworben, während Vivo und Oppo zu einem großen Teil mit programmbegleitender Werbung beworben wurden, die zu 66 % und 85 % in der Werbepause ausgestrahlt wurde.

"In den meisten Fällen werden die Zuschauer in der Werbepause berührt, während sie in der programmbegleitenden Werbung (In-App-Kampagne) nur selten auf das Produkt aufmerksam werden. Dengan beriklan di dalam tayangan program, mereka berharap dapat menjangkau lebih banyak penonton karena pada umumnya penonton TV mengganti channel tv pada saat jeda iklan." ujar Hellen Katherina, Executive Director Media, Nielsen Indonesia

Kemeriahan Grand Launch Vivo dengan Belanja Iklan yang Fantastis

Vivo menggelontorkan sejumlah rupiah untuk mempromosikan beberapa varian produknya seperti Vivo V7+ dan Vivo V9 dengan menggelar acara Grand Launch yang ditayangkan langsung di televisi swasta nasional. Neben der Werbeunterbrechung kann Vivo auch die programmbegleitende Werbung einblenden.

Im September 2017 hat Vivo für das Vivo V7+ in der Werbepause 7,9 Millionen Euro für Fernsehwerbung in der Werbeunterbrechung ausgegeben, die in 9 verschiedenen Fernsehkanälen ausgestrahlt wurde und 16,7 Millionen Euro für TV-Werbung ausmachte. Selain Commercial Break, Vivo juga memanfaatkan In-Program Ads berupa On-Set Placement seperti backdrop, product placement, build in, adlib sebesar 48%; dan On-Screen Placement (52%) seperti squeeze frame, super impose, running text, digital embed dan lain sebagainya. 

Enam bulan kemudian, tepatnya pada 29 Maret 2018, Vivo meluncurkan Vivo V9 dengan melakukan siaran langsung di 12 stasiun televisi. Dengan total belanja iklan televisi untuk commercial break sebesar Rp8,4 Miliar dalam satu hari, gelaran Grand Launch Vivo V9 ini berhasil menjangkau 14,7 juta penonton. Untuk In-Program Ads, Grand Launch Vivo V9 ini lebih banyak memanfaatkan On-Set Placement (77%) dibandingkan On-Screen Placement yang hanya 23 persen.

*****

TENTANG NIELSEN AD INTEL

Informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Di tahun 2017, monitoring iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket, dll.

TENTANG NIELSEN CONSUMER AND MEDIA VIEW

Survey CMV adalah survey sindikasi yang dilakukan Nielsen terhadap + 17,000 orang usia 10 tahun keatas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin). Zu den Informationen, die in dieser Region zur Verfügung stehen, gehören demografische Daten, psychografische Daten, Mediendaten und Daten zu Produkten.

TENTANG NIELSEN

Nielsen Holdings plc (NYSE: NLSN) ist ein weltweit tätiges Unternehmen für Datenanalyse und -verarbeitung, das sich auf die Entwicklung von Konsumgütern in der ganzen Welt konzentriert. Pendekatan kami menyatukan data milik Nielsen dengan sumber data lain untuk membantu klien di seluruh dunia memahami apa yang terjadi sekarang, apa yang terjadi selanjutnya, dan cara terbaik untuk merespon berdasarkan pengetahuan ini. In den letzten 90 Jahren hat Nielsen Daten und Analysen für neue, innovative Marktsegmente erhoben und auch für neue Branchen wie Konsum, Medien, Periklanan, Ritel und die Industrie, in der die Produkte eingesetzt werden, aufbereitet.

Nielsen, sebuah perusahaan S&P 500, beroperasi di lebih dari 100 negara meliputi lebih dari 90 persen populasi dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nielsen.com